Selasa, 14 Januari 2014

Batu Tumpang Cikajang :D


Mountaineering | Materi Pecinta Alam

Kata Mountaineering secara bahasa artinya adalah teknik mendaki gunung. Dalam bidang Mountaineering. Teknik pendakian terbagi atas tiga yakni :
  • Alfin Taktik adalah teknik pendakian yang dilakukan dimana tim pendaki hanya sekali jalan sampai tujuan (tanpa camp sebelum mencapai puncak). 
  • Himalayan taktik adalah teknik pendakian yang dilakukan dimana sistem pendakiannya tim harus camp sebelum mencapai puncak atau tujuan. 
  • Soloclimbing adalah teknik pendakian yang dilakukan seorang diri.
Mendaki gunung dalam pengertian Mountaineering terdiri dari tiga tahap kegiatan, yaitu :
1.    Hill Walking (Berjalan)
Hill walking atau hiking adalah sebuah kegiatan mendaki daerah perbukitan atau menjelajah kawasan bukit yang biasanya tidak terlalu tinggi dengan derajat kemiringan rata-rata di bawah 45 derajat. Dalam hiking tidak dibutuhkan alat bantu khusus, hanya mengandalkan kedua kaki sebagai media utamanya. Hill Walking adalah kegiatan yang paling banyak dilakukan di Indonesia. Kebanyakan gunung di Indonesia memang hanya memungkinkan berkembangnya tahap ini.
Berikutnya dalam mountaineering adalah scrambling dan merupakan kegiatan mendaki gunung ke wilayah-wilayah dataran tinggi pegunungan yang kemiringannya lebih ekstrim (kira-kira di atas 45 derajat). Kalau dalam hiking kaki hal yang paling utama maka untuk scrambling selain kaki, tangan sangat dibutuhkan sebagai penyeimbang atau membantu gerakan mendaki. Karena derajat kemiringan dataran yang lumayan ekstrim, keseimbangan pendaki perlu dijaga dengan gerakan tangan yang mencari pegangan. Dalam scrambling, tali sebagai alat bantu mulai dibutuhkan untuk menjamin pergerakan naik dan keseimbangan tubuh.
Level mountaineering yang paling ekstrim adalah climbing yang mutlak memerlukan alat bantu khusus seperti karabiner, tali panjat, harness, figure of eight, sling, dan sederetan peralatan mountaineering lainnya. Kemiringannya sangat ekstrim lebih dari 80 derajat.
2.    Rock Climbing (Memanjat)
Rock Climbing adalah jenis olahraga alam bebas yang mana selalu membutuhkan kekuatan, keseimbangan, kecepatan, dan tenaga yang didukung dengan kemampuan mental para pelakunya. Walaupun kegiatan ini terpaksa harus memisahkan diri dari Mountaineering, namun ia tetap merupakan cabang dari mountaineering itu sendiri. Ini adalah kegiatan yang sangat berbahaya dan dibutuhkan pengetahuan dan latihan. Olah raga ini juga menggunakan alat-alat panjat yang sangat krusial dan rawan, tetapi dengan teknik dan pengetahuan yang benar, olah raga ini sangat aman untuk dilakukan.
3.    Ice and Snow Climbing (Mendaki Gunung Es)
Kedua jenis kegiatan ini dapat dipisahkan satu sama lain. Ice Climbing adalah cara-cara pendakian tebing/gunung es, sedangkan Snow Climbing adalah teknik-teknik pendakian tebing gunung salju.
Dalam ketiga macam kegiatan di atas tentu didalamnya telah mencakup : Mountcamping, Mountain Resque, Navigasi, PP pegunungan, teknik-teknik Rock Climbing dan lain-lain.
v PERSIAPAN MENDAKI GUNUNG
1.    Pengenalan Medan 
Dalam pengenalan medan seseorang harus memperhitungkan dan menguasai pengetahuan medan, yaitu membaca peta, menggunakan kompas atau GPS serta mengetahui perubahan iklim atau cuaca. Cara lain untuk mengetahui medan yang akan dijalani adalah dengan bertanya pada orang-orang yang pernah mendaki gunung tersebut dan melalui media massa seperti internet. 
2.    Persiapan Fisik 
Persiapan fisik bagi pendaki gunung merupakan kemampuan dasar  sebelum melaksanakan perjalanan yang sangat perlu diperhatikan. Tanpa dukungan kekuatan fisik, keberhasilan perjalanan sangat mustahil untuk dicapai. Maka seorang pendaki juga harus mengetahui masalah refetisi persiapan fisik. 
3.  Persiapan Tim 
Persiapan tim adalah memastikan anggota tim yang akan berangkat, membagi tugas tim dan merencanakan semua yang berkaitan dengan pendakian tersebut. 
4.    Perlengkapan Peralatan dan Perbekalan 
Persiapan peralatan mendaki gunung merupakan tahap awal yang harus dilakukan jika serius ingin menggeluti dunia petualangan yang satu meskipun peralatan mendaki gunung umumnya mahal, namun ini sebanding dengan fungsinya yang merupakan pelindung keselamatan. Seperti: carriel, sepatu, raincoat, tenda, perlengkapan tidur, perlengkapan masak, obat-obatan dan lain-lain.
v PENGETAHUAN DASAR BAGI PENDAKI GUNUNG
1.    Orientasi Medan
a)    Menentukan arah perjalanan dan posisi pada peta
Dengan dua titik di medan yang dapat diidentifikasikan pada gambar di peta. Dengan menggunakan perhitungan teknik/azimuth, tariklah garis pada kedua titik diidentifikasi tersebut di dalam peta. Garis perpotongan satu titik yaitu posisi kita pada peta.
b)   Menggunakan kompas
Untuk membaca peta ada berbagai macam kompas yang dapat dipakai, yaitu tipe, prisma,silva dan lensa.
c)    Peka dalam perjalanan
Dengan mempelajari peta, kita dapat membayangkan kira-kira medan yang akan dilaui atau akan kita daki. menggunakan peta dan kompas sering dalam praktek sangat sukar dalam menerapkannya di gunung-gunung yang ada di Indonesia. Hutan yang sangat lebat atau kabut yang sangat tebal sering kali menyulitkan orientasi. Penanggulangan dari kemungkinan ini seharusnya dimulai dari awal perjalanan, yaitu dengan mengetahui dan mengenali secara teliti tempat pertama yang menjadi awal perjalanan.
2.    Membaca Keadaan Alam
a.    Keadaan udara
§  Awan putih berbentuk seperti bulu kambing. Apabila awan ini hilang atau hanya lewat saja berarti cuaca baik. Sebaliknya apabila awan ini berkelompok seperti selimut putih maka datanglah cuaca buruk.
§  Perbedaan yang besar antara temperature siang hari dan malam hari. Apabila tidak angin gunung atau angin lembab atau pagi-pagi berhembus angina panas, maka diramalkan adanya udara yang buruk. Hal ini berlaku sebaliknya.
§  Sinar merah pada waktu Matahari akan terbenam. Sinar merah pada langit yang tidak berawan mengakibatkan esok harinya cuaca baik. Sinar merah pada waktu Matahari terbit sering mengakibatkan hari tetap bercuaca buruk.
b.  Membaca sandi-sandi yang diterapkan di alam, menggunakan bahan-bahan dari alam, seperti:
a.    Sandi dari batu yang dijejer atau ditumpuk
b.    Sandi dari batang/ranting yang dipatahkan/dibengkokkan
c.    Sandi dari rumput/semak yang diikat
d.   dll
Tujuan dari penggunaan sandi-sandi ini apabila kita kehilangan arah dan perlu kembali ke tempat semula atau pulang.

Sabtu, 11 Januari 2014

Cara membuat pupuk | Makalah teknologi pertanian kelas 11tahun ajaran 2013-2014



MAKALAH TEKNOLOGI PERTANIAN (TEKPER)















Disusun oleh :
Sita Rahmi Fauziah
XI IPS 1
SMAN 4 GARUT









Cara Sederhana Membuat Pupuk Organik
Bahan :
1. Jerami, dipotong sepanjang 5-10 cm (20 bagian) atau 20 kg
2. Dedak (1 bagian) atau 1 kg
3. Sekam (20 bagian) atau 20 kg
4. Gula pasir (5 sendok makan) atau sekitar 50 s/d 75 gram
5. EM4 (5 sendok makan) atau 75 ml
6. Air (20 liter)

Cara Pembuatan :
1. Larutkan EM4 dan gula ke dalam air
2. Campur jerami, sekam dan dedak sampai merata
3. Siram adonan dengan larutan EM4 sampai kandungan air adonan mencapai 50 % atau bila adonan dikepal air tidak menetes dari adonan dan bila kepalan dilepas adonan akan merekah/megar.
4. Adonan digundukkan di atas ubin kering dengan ketinggian 15-20 cm, kemudian ditutup dengan karung goni selama 3-4 hari.
5. Suhu adonan dicek setiap 5 jam sekali. Pertahankan suhu adonan
40-50o C, bila suhu lebih dari 50o C karung penutup dibuka lalu adonan dibolak-balik, kemudian ditutup kembali.
6. Setelah 4 hari bokashi selesai terfermentasi dan dapat digunakan sebagai pupuk.

Bahan-bahan organik lainnya dapat dibuat bokashi dengan campuran bahan serta cara membuat seperti di atas.
Dapat pula dibuat bokashi ekspres (matang dalam 24 jam) dengan komposisi bahan sbb :
- Bokashi jadi (20 bagian) atau 20 kg
- Jerami/daun kering/sekam/serbuk gergaji atau bahan lain yang dapat difermentasi (20 bagian) atau 20 kg
- Dedak (2 bagian) atau 2 kg
- Gula pasir (5 sendok makan) atau sekitar 50 s/d 75 gram
- Air (20 liter)

Cara membuat sama dengan di atas.

Cara Penggunaan
Bokashi dapat disebar merata di atas permukaan tanah dengan dosis 3-4 genggam/meter persegi. Pada tanah yang kurang subur dapat diberikan lebih banyak. Kemudian tanah dicangkul atau dibajak, untuk mencampurkan bokashi. Pada tanah sawah pemberian bokahi dilakukan pada saat pembajakan dan setelah tanaman berumur 14 hari dan 1 bulan. Setelah bokashi disebar, semprotkan 2 cc EM4/Liter air ke dalam tanah. Seminggu kemudian bibit siap ditanam.
Untuk tanaman buah-buahan, bokashi disebar merata di permukaan tanah/perakaran tanaman. Penyiraman dengan EM4 (2 cc EM4/Liter ) dilakukan tiap 2 minggu sekali.

EM4 adalah
suatu cairan berwarna kecoklatan dan beraroma manis asam (segar) yang di dalamnya berisi campuran beberapa mikroorganisme hidup yang menguntungkan untuk proses penyerapan/persediaan unsur hara dalam tanah.
Kegunaannya tidak terbatas hanya untuk pertanian saja, tapi bisa juga digunakan untuk keperluan masalah rumah tangga, misalnya : WC, kandang ayam, kandang kelinci, kambing, darah ikan/ayam, got dan tempat-tempat yang beraroma tidak sedap (bau).
Pada tahun 1980-an, Prof. Dr. Teruo Higa dari University of The Ryukus, Okinawa, Jepang telah mengadakan penelitian terhadap sekelompok mikroorganisme yang dengan efektif dapat bermanfaat dalam memperbaiki kondisi tanah, menekan pertumbuhan mikroba yang menimbulkan penyakit dan memperbaiki efisiensi penggunaan bahan organik oleh tanaman. Kelompok mikroorganisme ini disebut Effective Microorganisms atau disingkat EM.
EM-4 mengandung beberapa mikroorganisme utama, yaitu bakteri fotosintetik, bakteri asam laktat, Ragi (yeast), Actinomycetes dan jamur fermentasi.
1.    Bakteri Fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.)
Bakteri ini adalah mikroorganisme mandiri dan swasembada. Bakteri ini membentuk senyawa-senyawa bermanfaat dari sekresi akar tumbuhan, bahan organik dan gas-gas berbahaya dengan sinar matahari dan panas bumi sebagai sumber energi. Zat-zat bermanfaat yang terbentuk antara lain : Asam amino, Asam nukleik, Zat bioaktif dan gula yang semuanya berfungsi mempercepat pertumbuhan
Hasil metabolisme ini dapat langsung diserap tanaman dan berfungsi sebagai substrat bagi mikroorganisme lain, sehingga jumlahnya terus bertambah
2.    Bakteri asam laktat (Lactobacillus spp.)
Dapat mengakibatkan kemandulan (sterilizer), sehingga bakteri ini dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan; meningkatkan percepatan perombakan bahan organik; menghancurkan bahan organik seperti lignin dan selulosa serta memfermentasikannya tanpa menimbulkan senyawa beracun yang ditimbulkan dari pembusukan bahan organik. Bakteri ini dapat menekan pertumbuhan fusarium, yaitu mikroorganime merugikan yang menimbulkan penyakit pada lahan/tanaman yang terus menerus ditanami.
3.    Ragi/Yeast (Saccharomyces spp.)
Melalui proses fermentasi, ragi menghasilkan senyawa-senyawa bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dari asam amino dan gula yang dikeluarkan oleh bakteri fotosintetik atau bahan organik dan akar-akar tanaman. Ragi juga menghasilkan zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim untuk meningkatkan jumlah sel aktif dan perkembangan akar. Sekresi ragi adalah substrat yang baik bakteri asam laktat dan Actinomycetes.
4.    Actinomycetes
Actinomycetes menghasilkan zat-zat anti mikroba dari asam amino yang dihasilkan bakteri fotosintetik. Zat-zat anti mikroba ini menekan pertumbuhan jamur dan bakteri.
Actinomycetes hidup berdampingan dengan bakteri fotosintetik bersama-sama menongkatkan mutu lingkungan tanah dengan cara meningkatkan aktivitas anti mikroba tanah.
5.    Jamur Fermentasi
Jamur fermentasi (Aspergillus dan Penicilium) menguraikan bahan secara cepat untuk menghasilkan alkohol, ester dan zat-zat anti mikroba. Pertumbuhan jamur ini membantu menghilangkan bau dan mencegah serbuan serangga dan ulat-ulat yang merugikan dengan cara menghilangkan penyediaan makanannya. 













Cara Pembuatan Pupuk Hijau Organik

cara pembuatan pupuk hijau organik dengan memanfaatkan hijauan sampah dapur.
Perlu kita ketahui bahwa pupuk hijau ini adalah merupakan pupuk organik yang dibuat dari sisa hijauan tanaman serta telah menjadi sampah dan diproses menjadi pupuk organik dengan bantuan bakteri.
Adapun untuk bahan-bahan pembuatan Pupuk Hijau Organik adalah sebagai berikut :

1. Sampah dapur atau hijauan sebanyak 200 kg
Description: Hijauan organik

2. Dedak padi halus sebanyak 10kg
Description: Dedak Pupuk organik


3. Gula pasir sebanyak 1/4 kg (bila tidak ada dapat menggunakan gula merah)
Description: Gula Pasir Pupuk Hijau



4. Bakteri sebanyak 1/4 liter


5. Air bersih secukupnya (sekitar 200 liter).


Untuk cara pengolahan bahan pupuk organik hijau di atas adalah sebagai berikut :
  • Cacah sampah dapur atau hijauan daun serta basahi dengan air
  • Dedak halus dicampurkan dengan cacahan hijauan daun tadi sampai rata
  • Gula pasir atau gula merah kita cairkan dengan air (bisa dengan cara direbus 
  • Bakteri yang telah kita siapkan kita masukan kedalam air lalu campurkan dengan cairan gula (bila gula direbus, tungu sampai dingin dulu) aduk hingga rata
  • Bila campuran bakteri dan gula sudah siap lalu kita siramkan pada sampah hijauan dan katul secara merata.
  • Bila sudah mencampurkan semua bahan dengan merata, maka kita gundukan bahan pupuk organik hijauan tersebut sehingga ketebalannya sekitar 15cm dan jangan lupa untuk menutupnya secara rapat.
  • Diamkan selama 3-4 hari biasanya pada hari ke 4 pupuk organik hijauan sudah jadi serta dapat kita gunakan.